Skip to main content

most crucial things : venue & catering

Ok, kita mulai dari dua hal yang paling krusial. At least for me.
Yak, tempat dan katering. Saya dan calon suami, sebut saja D, memutuskan gak menggunakan jasa WO. Semuanya kita urus dan koordinasi sendiri dengan berbagai vendor. Mulai dari datang langsung ke kantor marketing gedung, begitu juga dengan katering, undangan, souvenir, hias hantaran dan perintilan lainnya.

Venue
Venue ini hal pertama yang saya dan D omongin setelah memutuskan "yak, kita merit 2018". Kata-kata itu terucap sekitar tahun 2016. Lama ya? Hahaha. Ya begitulah, saya dan D harus nabung dari sangat jauh hari untuk pernikahan karena kita sadar gak bisa minta bantuan siapa-siapa, selain gak mau juga sih. Kita mau semuanya usaha sendiri. Kalau kata calon kakak ipar "biar acaramu wangi, mi" #ifyouknowwhatshemeans. Hehehe. Yaaa walau pada akhirnya, calon papa mama mertua dan papa saya juga ikut bantu sedikit saat persiapannya. 
"Mau di rumah atau di gedung?" tanya D, "di gedung, aku gak mau capek", dan dia mengiyakan karena sependapat dengan saya. D ini punya pengalaman waktu kakaknya yang nomor dua nikah di rumah dan dia capek banget sampai jatuh sakit, padahal bukan dia yang nikah. Hahaha.

Setelah diskusi yang gak ada alotnya sama sekali karena D juga suka sama pilihan saya, akhirnya kita putusin buat bikin acara di Balai Makarti Muktitama, akad sekaligus resepsi. Iya, tahu, ini gedung sejuta umat. Ya gimana dong, selain murah, suka juga sama bentukannya yang njawani banget, trus strategis karena dekat dengan stasiun Kalibata dan dekat dengan kantor saya dan D.

 
source: https://www.aturduit.com/articles/2016-10-gedung-pernikahan-di-bawah-rp-10-juta-di-jakarta/

Makarti baru bisa di book sekitar H-8 bulan, setelah lebaran, sekitar bulan Juli 2017. Tahu darimana Makarti sudah bisa di book? Feeling aja. Minta D supaya rajin telepon marketingnya. Bahkan saya yang infoin ke salah satu katering rekanan Makarti (yang jadi katering untuk acara saya) kalau Makarti sudah bisa di book untuk 2018. 
Ok, DP venue is done.
Awalnya, rencana kita tuh di bulan April, awal April, tapi karena pada tanggal tersebut Makarti sudah ada yang book, jadi maju akhir Maret 2018. Hehe alhamdulillah D memilih maju, bukan mundur. 


Catering
Setelah DP Makarti, besoknya kita langsung lari ke kantor katering pilihan kita, yang pasti rekanan dari Makarti dan sudah kita rasain sendiri makanannya. Sebelum DP, kita sempat sekali test food di performnya katering ini di Makarti dan adat yang dipakai saat itu Jawaan juga. Pas test food itu, saya kok langsung sreg sama makanannya dan dibolehin masuk ke venue dari pintu belakang untuk lihat dekorasi dan make up si pengantin, alhamdulillah sukaaa! Saat itu juga, kita gak mau cari atau test food ke yang lain dan mutusin Naurah Catering sebagai katering dan dekor untuk acara kita nanti. 

Fyi, kita tahu Naurah Catering ini dari beberapa acara nikahan teman. Trus suka sama makanannya, trus cek instagram mereka, trus minta pricelist by email, eh harganya masuk budget, trus DP deh. Anaknya gak mau pusing banget ya. Hahaha. Saya dan D, terutama saya sih, kalau cari sesuatu trus langsung ketemu yang menurut saya cocok, saya akan langsung beli, tanpa cari ke tempat lain lagi. Takut gak ketemu dan bikin capek aja. Jadi berlaku juga sama pemilihan vendor pernikahan. Oiya, sanggar rekanan Naurah Catering untuk make up akan dibahas di tulisan selanjutnya ya. Pokoknya saat ini saya sering berkoordinasi dengan Mba Muti. Sudah ke kantor Naurah juga beberapa kali buat cicil pelunasan dan nentuin dekor dan makanan. Hehehe..

DP Makarti dan Naurah ini sekitar bulan Juli 2017. Masih jauuhhh banget dari hari H, tapi efeknya saya rasain sekarang, H-1 bulan sudah hampir beres semua. Alhamdulillaaaah, semoga sampai hari H nanti saya gak jadi bridezilla yang riweuh, pusing, worry too much sama acara yang sebentar lagi. Can I get aamiin? 😀

Comments